Plurk Stat's

Friday, July 16, 2010

The Crusade (Perang Salib) Overview

Berziarah ke Tanah Suci, terutama Makam Suci (dimana Yesus dikuburkan) merupakan tradisi masyarakat kristen Eropa selama berabad-abad. Segalanya berubah saat kaum Turki Seljuk muncul. Mereka membenci kaum non-Muslim dan menyerang peziarah kristen yang datang ke Tanah Suci maupun area Timur Tengah lain, sehingga perdamaian antara kaum Kristen dan Muslim berakhir. Selain itu mereka juga merebut banyak tanah di Asia Kecil yang merupakan milik Kekaisaran Byzantium. Akibatnya Paus Urban memerintahkan Perang Salib pada seluruh ksatria Kristen untuk merebut kembali Palestina dari tangan Muslim

Perintah ini membangkitkan semangat dalam diri seluruh ksatria di Eropa. Mereka merupakan umat yang taat, ditambah lagi paus menjanjikan hadiah yang besar bagi mereka yang meninggal dalam perang. Selain itu kemungkinan mendapatkan tanah dan kekayaan di luar negeri, daripada berebut harta dengan saudara dan tetangga di kampung halaman merupakan kemungkinan yang menggiurkan

Tahun 1097, 30.000 bala tentara, termasuk para peziarah, memasuki Asia Kecil lewat Konstantinopel. Walau ada keributan antara para pemimpin dan masalah antara Tentara Salib dan pendukung Byzantiumnya, Tentara Salib terus maju, dan akhirnya mencapai Timur Tengah. Pasukan Turki juga sama bermasalahnya, dan kedua pihak masih belum mengenal lawannya dengan baik. Ksatria dan infanteri Prancis kesulitan menghadapi kavaleri ringan dan pemanah Arab, juga sebaliknya. Ketahanan dan kekuatan para ksatria memenangkan banyak pertempuran, walau kebanyakan merupakan kemenangan tipis. Antioch jatuh tahun 1098 karena pengkhianatan dan Yerusalem jatuh tahun 1099 karena pasukan pelindung yang lemah. Setelah perang Salib pertama usai, banyak Tentara Salib yang pulang, namun ada yang tetap tinggal untuk membentuk kerajaan feodal seperti di Eropa, bernama Outremer - Tanah Asing

Penguasa Kristen di Arab kalah jumlah dengan populasi yang mereka kuasai, jadi mereka membangun benteng dan menyewa tentara untuk membantu. Dari markas mereka yang aman, mereka terkadang keluar untuk menyerang kaum Arab yang menyerbu, dan kembali lagi. Selama berabad-abad kaum Arab dan kaum Kristen bertempur dengan sistem gerilya klasik. Ksatria Prancis tangguh namun lambat, kaum Arab tidak mempu berhadapan dengan serbuan kavaleri berat, namun dapat mengitari mereka, sambil berharap dapat melumpuhkan mereka. Kerajaan Tentara Salib kebanyakan berada di pesisir, sehingga dapat menerima bala bantuan dan pasokan secara terus menerus. Namun serangan kaum Arab yang terus-menerus dan rakyat yang tidak senang menyebabkan mereka kesulitan secara finansial.

Monastic Christian Military Orders (Satuan Militer Biarawan Kristen)

Selama Perang Salib berbagai satuan militer dibentuk untuk mendukung perang ini. Mereka merupakan pasukan terbaik dalam Perang Salib dan menjadi musuh bebuyutan kaum Arab


Knights Templar

Satuan militer yang pertama kali dibentuk, dan mungkin yang paling terkenal adalah Knights of the Temple (Ksatria Kuil), lebih dikenal sebagai Knights Templar, yang mengambil nama mereka dari Kuil Solomon di Yerusalem. Dibentuk tahun 1108 untuk melindungi Makam Suci di Yerusalem. Pasukan Templar memakai baju tebal putih dengan lambang salib berwarna merah dan mengambil sumpah hidup sederhana, kepatuhan dan tidak menikah, sama seperti sumpah yang diambil biarawan Benediktus.

Sebagian besar anggota Templar merupakan orang Prancis. Kaum Templar bertanggung jawab langsung kepada Paus, dan Paus pulalah yang memberikan mereka hak untuk melakukan berbagai hal, termasuk memungut pajak militer dan meminjamkan uang. Pasukan Templar merupakan pejuang paling berani di Tanah Suci. Mereka merupakan Tentara Salib yang terakhir meninggalkan tanah Suci. Sebagian besar anggota kaum Templar merupakan pasukan kavaleri berat (pasukan berkuda yang mengenakan baju pelindung yang lengkap) dan keberadaan mereka amat terasa dalam berbagai pertempuran sepanjang Perang Salib, termasuk kemenangan Richard ke-I di Arsuf, dan kekalahan Tentara Salib di Hattin.

Dalam masa aktif mereka, kaum Templar menjadi kaya karena sumbangan dan meminjamkan uang dengan bunga tertentu, akibatnya banyak raja Eropa yang merasa iri dan tidak percaya dengan mereka. Tahun 1307 raja Prancis Philip ke-4 menuduh mereka dengan banyak tuduhan, termasuk melawan agama, menangkap mereka, dan menyita tanah mereka. Pemimpin Eropa lain melihat kesempatan ini dan mengikuti jejaknya, hasilnya kaum Templar hancur


Knights Hospitaller

The Knights of St. John of Jerusalem (Ksatria Santo Yohanes dari Yerusalem), lebih dikenal sebagai Knights Hospitaller, pada awalnya dibentuk untuk mengobati peziarah yang sakit dan miskin yang mengunjungi Makam Suci. Tidak lama setelah dibentuk, mereka diubah menjadi satuan militer. Mereka mengenakan baju tebal berwarna merah dengan lambang salib putih (kebalikan Knights Templar yang mengenakan baju putih bersalib merah) dan juga mengambil sumpah Santo Benediktus. Kaum Hospitaller memasang standar yang tinggi dan tidak mau menjadi kaya ataupun malas. Saat keluar dari Tanah Suci setelah benteng tangguh mereka, Krak des Chevaliers menyerah, mereka mundur ke kepulauan Rhodes, yang mereka pertahankan cukup lama. Saat Sultan Ottoman Suleiman menyerang mereka dengan 100 ribu tentara, kaum Hospitaller bertahan selama berbulan-bulan meski hanya berjumlah 7 ribu. Setelah kalah di Rhodes, mereka lari ke Malta, disambut dengan bala tentara Turki lainnya, hanya untuk menghalau mereka kembali.


Teutonic Knights

Ksatria Teuton dibentuk tahun 1190 dan sebagian besar anggotanya merupakan kaum Jerman. Mereka dibentuk untuk melindungi peziarah Jerman yang berziarah ke Tanah Suci. Namun sebelum Perang Salib berakhir mereka sudah berganti haluan menjadi meng-Kristen kan kaum kafir di Prussia dan Negara Baltik

Berbagai hal terjadi dalam masa Perang Salib, banyak tokoh dan organisasi penting muncul dalam masa penuh konflik ini.

Krak des Chevaliers

Krak des Chevaliers sendiri merupakan salah satu benteng Tentara Salib yang paling terkenal, dan masih berdiri megah di Siria kini, benteng ini dulu dijaga oleh Knights Hospitaller. Krak des Chevaliers jatuh dengan cara yang tidak biasa, tapi biasa dalam hal penjaganya tidak berjuang sampai titik darah penghabisan. Tentara Arab tidak menyerang gerbang utama karena setelah itu ada banyak lorong sempit yang dapat membahayakan. Mereka menyerang dinding selatan dan menggali menara selatan hingga roboh. hasilnya mereka melewati diding luar. Namun mereka tidak langsung menyerang menara utama, melainkan mencoba menyiasati pasukan Hospitaller. Seekor merpati pos diterbangkan ke menara utama dengan pesan dari guru besar Hospitaller, yang meminta mereka menyerahkan benteng tersebut. Karena kalah jumlah tanpa harapan akan bala bantuan, meski menyadari pesan itu palsu, Knights Hospitaller akhirnya menyerahkan benteng megah tersebut


The Turks

Kaum Turki sesungguhnya terbagi dua, kaum Turki Seljuk yang pertama muncul dan menyulut masalah dengan Kekaisaran Byzantium, dan kaum Turki Ottoman yang menghancurkan Kekaisaran Byzantium.

Seljuk Turks

Kaum Seljuk merupakan bangsa nomaden dari sekitar Laut Kaspia, yang kemudian masuk Islam sekitar abad ke-10. Sekitar 70 ribu kaum Seljuk menjadi tentara bayaran untuk mengisi posisi pasukan Islam milik kalif (pemimpin umat Muslim keturunan Nabi Muhammad) di Baghdad. Tentara ini kemudian berubah menjadi kaum muslim Sunni. Sekitar 1055 mereka menjadi penguasa di balik layar kalif di Baghdad, dan mulai memperluas kekuasaan mereka. Pemimpin kaum Seljuk menyebut dirinya sultan (artinya yang berkuasa). Tahun 1100 mereka menguasai daerah Anatolia (direbut dari Kekaisaran Byzantine), Palestina, daerah sekitar Teluk Persia, kota-kota suci di Arab, dan ke timur hingga ke Samarkand.

Pada tahun 1071 pasukan Seljuk meraih kemenangan melawan pasukan Byzantium di Malazgirt (kini Turki), dan meraih kekuasaan atas daerah Anatolia. pada saat yang sama, kaum Seljuk berhasil merebut Yerusalem dari pemimpin muslim dari Mesir. Kedua kejadian ini merupakan pukulan berat bagi Kekaisaran Byzantine, Paus, dan masyarakat kristen Eropa. Akibatnya paus memerintahkan Perang Salib, yang terus berlanjut selama 200 tahun kemudian.

Kaum Turki Seljuk mulai mundur karena berperang dengan Tentara Salib, walau pada akhirnya mereka tetap mempertahankan Palestina. Pada saat yang sama, kaum Seljuk juga mengalami masalah dengan kaum Assassin, sekte Islam yang bertentangan dengan ajaran saat itu. Di dalam, Islam mengalami masa introspeksi dengan munculnya ajaran Sufi, pada masa lemah inilah kaum Mongol menyeang dan Turki runtuh. Tahun 1258 Baghdad jatuh ke tangan Mongol dan Kesultanan Seljuk berakhir


Ottoman Turks

Masyarakat Islam di daerah Anatolia (kini Turki) bersatu dibawah pimpinan Sultan Osman pertama, dan menyebut mereka Osmanli, lebih dikenal sebagai Ottoman, sebagai penghargaan atas dirinya. Kaum Ottoman menyatakan jihad terhadap Kekaisaran Byzantine yang memudar, dan terus maju dari sekitar Konstantinopel sampai ke daerah Balkan. Tahun 1389 kaum Serbia kalah dan 1396 tentara kristen dari Hungaria menyerah. Kaum Ottoman sempat terhenti oleh bangsa Mongol dibawah kepemimpinan Tamerlane, tapi akhirnya kaum Ottoman terus maju.

Sultan Mehmet II (sang Penguasa) akhirnya merebut Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453. Tembok kota Konstantinopel dihantam dengan 70 meriam selama 8 minggu penuh, dan begitu tembok itu mulai runtuh, 15.000 tentara Janissary menyerbu kota.

Kaum Ottoman memasuki Eropa setelah merebut Konstantinopel, dengan ancaman akan melakukan Perang Salib balik. Akan tetapi pasukan Hungaria menghentikan mereka tahun 1456. Serangan ke Vienna tahun 1529 dan 1683 juga gagal. Pada masa keemasannya di abad ke-16 Kesultanan Ottoman meliputi Budapest, Odessa, seluruh Yunani, daerah Balkan, daerah di sekitar Laut Hitam, Asia Kecil, daerah Mediterania timur, Arab, Mesir, dan sebagian besar Afrika Utara. Kesultanan Ottoman merupakan kekuatan yang cukup besar hingga meletusnya Perang Dunia pertama di abad ke 20


Janissary

Nama "Janissary" berasal dari bahasa Prancis "Jannissarie", yang berasal dari bahasa Arab "yeniseri", artinya "tentara baru". Mereka adalah budak yang ditangkap waktu masih anak-anak dan dibesarkan dalam lingkungan Islam fanatik hingga menjadi pejuang yang berani dan sebagian dari mereka merupakan pasukan terbaik milik Kesultanan Turki. Mereka mengenakan sorban putih dan menuju perang dengan diiringi musik. Mereka bertarung dengan berbagai senjata, termasuk dengan senjata api waktu senjata ini baru diperkenalkan di Timur Tengah. Seumur hidup mereka didedikasikan untuk kehidupan militer dan amat bangga akan kemampuan mereka. Pasukan inilah yang memimpin penyerbuan ke Konstantinopel, Malta dan Vienna



Byzantines

Kemungkinan paling besar kamu tidak pernah mendengar nama "Byzantium", tapi pasti pernah mendengar namanya "Romawi" atau "Yunani". Kekaisaran Byzantium merupakan keturunan langsung bangsa Romawi yang dulunya dipimpin oleh Julius Caesar, lebih tepatnya, mereka merupakan Kekaisaran Romawi Timur yang terpisah dari Kekaisaran Romawi Barat saat Kekaisaran Romawi dibagi dua guna memudahkan pengendalian wilayah. Nama Byzantine diambil dari nama kota Byzantium, sebuah kota yang berada di daerah Bosphorus yang menghubungkan antara Laut Hitam dan Laut Aegea, sama dengan Franks yang mendapat nama dari Fransisca. Kaisar Romawi Konstantin mengubah nama kota ini menjadi Konstantinopel pada abad ke-4 dan menjadikannya ibukota kedua di kekaisarannya. Bagian timur ini hidup lebih lama 1 milenium dari saudara baratnya dan mempertahankan Eropa dari serbuan bangsa timur semacam Persia, Arab, dan Turki. Kaum Byzantine dapat bertahan lebih lama karena Konstantinopel memiliki tembok tebal yang dapat melindunginya dari gempuran musuh dan kota bisa mendapat pasokan dari laut. Di masa keemasannya, kaum Byzantine menguasai hampir seluruh wilayah Kekaisaran Romawi dulu, hanya kurang Tanjung Iberia (kini Spanyol dan Portugal), Gaul (Prancis), dan Inggris. Kaum Byzantine juga menguasai daerah Siria, Mesir, dan Palestina, namun pada pertengahan abad ke-7 mereka jatuh ke tangan kaum Arab.

Kondisi ekonomi kaum Byzantine merupakan salah satu yang terkaya di Abad Pertengahan karena Konstantinopel terletak di posisi strategis, di jalur perdagangan Asia, Eropa, Laut Hitam, dan Laut Aegea. Konstantinopel merupakan pelabuhan penting saat akan menuju ke Cina. Nomisma, mata uang Byzantine, merupakan mata uang utama di daerah Mediterania selama 800 tahun. Posisi strategis Konstantinopel pada akhirnya menarik perhatin dan rasa iri pemimpin di Italia

Kunci kekuatan tempur kaum Byzantine terletak pada pasukannya yang lebih tangguh dibandingkan pasukan bangsa lain, karena mereka menggabungkan pengetahuan tempur bangsa Romawi, Yunani, Goth, dan Timur Tengah. Pasukan utama terdiri dari pasukan serbu berupa kavaleri berat, didukung oleh infanteri ringan (pemanah) dan infanteri berat (prajurit berzirah). Mereka dimasukkan dalam suatu unit dan berlatih menggunakan taktik dan bermanuver. Petinggi militer mendapat pendidikan sejarah dan teori perang. Walau seringkali kalah jumlah oleh massa kaum barbar, kedisiplinan dan kecerdasan mereka mampu mengalahkan berbagai tantangan. Selain itu mereka juga didukung oleh jaringan mata-mata dan agen rahasia yang dapat memberikan informasi mengenai gerakan musuh dan untuk menyuap musuh, atau untuk menghancurkan penyerang.

Kaum Byzantine menjaga jalur laut agar tetap aman sehingga jalur pasokan tetap bebas dan kota tidak akan jatuh karena kelaparan saat diserang. Pada abad ke-8, angkatan darat dan laut kaum Arab kalah karena senjata rahasia kaum Byzantine: Greek fire (Api Yunani), senjata ini merupakan semacam bahan kimia yang akan terbakar saat bersentuhan dengan udara dan dapat disemburkan lewat selang. Angkatan laut Arab hancur berantakan karena terbakar oleh api rahasia ini. Saking rahasia dan pentingnya, komposisi senjata ini dijaga ketat hingga hanya kaisar dan petinggi militer tingkat amat tinggi yang boleh tahu selain para ilmuwan pembuatnya. Akibatnya komposisi senjata ini lenyap seiring waktu dan kini tak diketahui apa.

Kekaisaran Byzantine mengalami kemunduran pada abad ketujuh dan kedelapan saat Timur Tengah dan Mesir direbut oleh kaum Arab. Tahun 1071 kaum Turki meraih kemenangan dalam pertempuran di Manzikert, sehingga kendali atas Asia Kecil yang merupakan sumber utama gandum, ternak, kuda, dan prajurit Kekaisaran lenyap. Belum lagi pada 1204 Tentara Salib atas panduan pemimpin Venesia melakukan pengkhianatan dan merebut Konstantinopel.

Pasa abad ke-14 kaum Arab masuk ke Eropa, merebut Adrianopel dan melewati Konstantinopel. Mereka tinggal di daerah Balkan dan mengalahkan pasukan kristen di Nicopolis pada 1396. Mei 1453 Sultan Mehmet II menyerbu Konstantinopel yang melemah. Jatuhnya Konstantinopel mengakhiri masa Kekaisaran Byzantium


Richard the Lionhearted

Richard the Lionhearted merupakan anak ketiga dari Raja Inggris Henry II, lahir tahun 1157. Richard hidup di lingkungan yang ambisius, dan dalam masa awal hidupnya, ia terlibat perang saudara melawan ayahnya, lalu bersama ayahnya melawan saudaranya, lalu kembali melawan ayahnya. Richard meraih berbagai kemenangan dan saat segalanya usai, ia dinobatkan sebagai King of England (Raja Inggris), Duke of Normandy (semacam gubernur), dan Count of Anjou (semacam walikota, namun meliputi area disekitar kota tersebut juga).

Tahun 1190 ia ikut Perang Salib bersama Raja Prancis Philip ke-2. Ia mendanai perangnya dengan "pajak Saladin", pajak yang muncul atas kabar buruk bahwa Saladin telah menghancurkan Tentara Salib dalam Pertempuran Hattin dan merebut Yerusalem.

Richard sampai ke Timur Tengah di Acre, dan berhasil mengalahkan serangan kaum Muslim disana, meski ia sedang sakit keras dan harus memimpin pertempuran dari dalam tendanya. Setelah pertempuran di Acre, Richard maju sepanjang pesisir dan memenagkan berbagai pertempuran. Kemenangan terbesarnya adalah saat mengalahkan Saladin yang "tak terkalahkan", karena memang Saladin belum pernah kalah dalam satu kali pertempuran ataupun pertarungan manapun. Kemampuan Richard membuat Saladin tidak pernah lagi mengambil resiko menghadapi rivalnya ini.

Meski meraih berbagai kemenangan, Richard tidak pernah menyerbu Yerusalem. Otak cerdasnya tahu bahwa meski ia mampu merebutnya, Yerusalem takkan bertahan lama dalam genggaman karena jumlah Tentara Salib yang ada tidak cukup. Richard berbalik hanya 12 mil (sekitar 18 kilometer) jauhnya dari gerbang Yerusalem dan pulang ke Inggris.

Richard tidak pernah berhenti bertempur, dan selalu terjun langsung dalam setiap pertempuran. Ia tewas akibat luka tertembak panah crossbow di pundaknya saat melihat keluar dari perlindungan pavise-nya di tahun 1199.


Pavise

Pavise merupakan variasi dari tameng yang didesain khusus untuk pemanah dalam pertempuran. Pavise didesain tinggi, semacam tower shield dan melindungi seluruh badan dari jempol hingga ujung kepala. Pavise digunakan dengan dtancapkan ke tanah, bukan dengan dipegang. Pavise seringkali digunakan para crossbowman yang untuk mengisi ulang butuh waktu lama dan mesti diam


Saladin the Invincible

Salah ad-Din, lebih dikenal sebagai Saladin atau Saladdin, lahir dalam pusaran intrik dan konflik yang bernama Timur Tengah. Ia lahir dimasa kekuasaan Tentara Salib atas Yerusalem yang direbut dalam Perang Salib pertama, dan Tentara Salib telah membentuk suatu kerajaan bernama Outremer - Tanah Asing.

Meski Tentara Salib di Outremer kalah jumlah, mereka mampu bertahan karena kaum Muslim masih berantakan dan mereka berperang melawan Tentara Salib sama kerasnya dengan berperang melawan kaum mereka sendiri.

Saladin merupakan keponakan Jendral Shirkuh dari Siria. Penguasa Siria, Nur ad-Din, memerintahkan Shirkuh ke Mesir untuk mempertahankannya dari serbuan Tentara Salib. Mereka berhasil dan Shirkuh menghabisi pemimpin Mesir guna meraih posisi Vizier. Masa kekuasaannya terbilang pendek, selang dua bulan setelah berkuasa, Shirkuh meninggal, dan gelar Vizier jatuh ke keponakannya, Saladin

Saladin menggulingkan kalif di Mesir dan Mesir berada dibawah kaum Sunni di baghdad. Secara teoritis, kini Mesir dan Siria adalah satu kesultanan Muslim, dan Kerajaan Outremer terletak tepat diantaranya.

Kenyataannya, Salah ad-Din dan Nur ad-Din bersitegang. Saladin maju menuju Damaskus, ibukota Siria. Namun sebelum kedua ad-Din ini bertemu Nur ad-Din keburu meninggal. Saladin menduduki Siria, menikahi janda Nur ad-Din, dan meraih posisi sebagai penerus Nur ad-Din. Kini Kesultanan Muslim menjadi kenyataan

Saladin tidak langsung menyerang Yerusalem, ia memilih bernegosiasi dengan Baldwin ke-4, Raja Yerusalem. Namun Baldwin meninggal pada 1185, masa damai mulai berakhir. Saladin berniat meneruskan perjanjian damai ini, namun tingkah laku Reynald de Chatillon mengubah segalanya

Reynald sudah pernah menyerang karavan peziarah Muslim di sekitar Mekah. Waktu itu, ada Baldwin yang mampu mendamaikan situasi. Namun saat Reynald sekali lagi menyerang karavan Muslim (yang ini membawa adik perempuan Saladin sendiri), Baldwin sudah meninggal, dan Saladin marah besar. Pasukan Muslim mulai bergerak untuk berperang

Tentara Salib dengan ceroboh bertempur menghadapi pasukan Saladin setelah seharian berjalan dibawah terik matahari di bulan Juli. Dalam kondisi lelah dan kehausan, mereka dihajar oleh Saladin di Tanduk Hattin. Selain memenangkan pertempuran, Saladin juga menangkap Reynald dan sebuah benda suci. Nasib Reynald sudah pasti: tangan Saladin berhenti mengayun begitu kepala Reynald lepas dari lehernya

Dengan satu pertempuran itu Saladin sudah meraih kendali atas Tanah Suci. Hanya masalah waktu sampai Yerusalem jatuh ke tangannya, dan akhirnya setelah 88 tahun di bawah kekuasaan Tentara Salib, Yerusalem kembali ke pelukan umat Muslim

Saladin tetap berkuasa hingga kedatangan Richard the Lionhearted yang memimpin Perang Salib ketiga. Dalam pertempuran di Arsuf, ia kalah dan mitos "tak terkalahkan" yang tersematkan padanyapun lenyap.

No comments:

Post a Comment