Plurk Stat's

Thursday, July 15, 2010

Doolittle Raid - Pemboman Tokyo oleh Amerika -

Setelah pihak sekutu mengalami kekalahan disana-sini oleh gempuran invasi Jepang dari Pearl Harbour, tenggelamnya kapal Inggris Prince of Wales dan Repulse dan hancurnya armada Amerika-Inggris-Belanda di laut Jawa. Moral sekutu saat itu telah habis.

Untuk itu pihak Amerika merencanakan sebuah aksi yg merupakan injeksi moral kepada Amerika dan Sekutu. Rencana itu adalah menerbangkan pesawat dari dek kapal induk membawa bom seberat 2000 pond dan mampu terbang 2000 mil dgn tujuan Tokyo. Rencana yg disetujui oleh Laksamana Ernest J. King dan Presiden Franklin D. Roosevelt.

Persiapan:

Untuk melaksanakan misi ini pihak angkatan perang AS mencari pilot yg berpengalaman dan sekaligus insinyur udara, dan pilihannya jatuh kepada Lt. Col. James Doolittle, 46 tahun.

Untuk pesawatnya pilihan jatuh kepada pesawat medium bomber B-25 Mitchell. Tapi pesawat ini apakah mampu lepas landas dari kapal induk? kemungkinan ada tetapi untuk mendarat di kapal induk? Jelas tidak. Maka rute penerbangan setelah terbang dan membom Jepang pesawat akan terus terbang ke arah China.

Pada Maret 1942, Laksamana Chester W. Nimitz selaku pimpinan Armada Pasifik menunjuk Laksamana William F. Halsey dan gugus tempurnya untuk membawa B-25 Mitchell ke arah Tokyo.

Selama pelatihan kerahasiaan dijaga ketat Doolittle yg memilih para kru dan pilot tidak pernah memberitahukan tujuan dari pelatihan melakukan take-off dari jarak 500 kaki. Doolittle hanya menjelaskan "tugas menarik, tapi berbahaya". Pokoknya semua pihak-pihak penerbang kerahasiaan dijaga ketat. Demikian pula kerahasiaan di pihak Angkatan Laut. Ketika kapal induk Hornet meninggalkan San Fransisco menuju Tokyo hanya 6 perwira yg tahu, bahkan komandan Hornet baru tahu ketika pesawat B-25 diangkut ke geladak Hornet.

Tujuan Tokyo:

Pada tanggal 1 April, 16 buah pesawat B-25 di atas geladak Hornet meninggalkan Teluk San Fransisco keesokan harinya dibawah pengawalan 2 Cruiser, 4 Destroyer, dan 1 Tanker.

Pada tanggal 3 April barulah tujuan misi diberi tahukan kepada seluruh awak yg ada, dan semua bergembira karena bisa membalas dendam atas penyerangan Pearl Harbour.

Doolittle menjelaskan bahwa 13 pesawat akan membom Tokyo sedangkan 3 lainnya menyerang Nagoya, Osaka dan Kobe. Doolittle sendiri terbang akan terbang lebih dulu 3 jam lebih awal dan membom Tokyo dengan napalm sebagai panduan kepada 12 pesawat yg lain.

Kepada anak buahnya Doolittle menjelaskan setelah membom kota, lansung terbang menuju China dan jangan sekali-sekali mendarat di wilayah Uni Soviet, juga jangan membom istana kaisar. Doolittle sendiri menjelaskan bahwa misi ini bukanlah misi bunuh diri kemungkinan selamat itu 50:50.

Pemerintah China hanya diberitahu oleh pihak Amerika bahwa akan ada sejumlah pesawat Amerika mendarat di China selain itu tidak, karena Amerika menganggap pihak China dibawah Chiang Kai Shek tidak bisa menjaga rahasia.

Perhitungan awalnya pesawat akan di lepas ketika Hornet mencapai 500 mil dari garis pantai Jepang, sebab kalau lebih dari itu ada kemungkinan pesawat tidak akan bisa sampai mendarat di China karena kehabisan bensin. 16 pesawat itu rencananya akan terbang pada tanggal 18 April 1942 pada sore hari. Andaikata musuh mengetahui iring-iringan gugus tempur Halsey maka jam lepas landas harus dimajukan karena 16 pesawat B-25 itu merupakan sasaran empuk karena tidak bisa dimasukan ke hangar kapal induk.

Ketahuan!

Rencana yg disusun oleh Doolittle dan Halsey menjadi berantakan ketika pada jarak 700 mil dari pantai Jepang pada jam 02.10 tanggal 18 April, layar radar menunjukan 2 kapal Jepang menuju ke jurusan penyerang sehingga rencana menjadi kacau. Halsey mengubah haluan untuk mencegah bertemu dengan 2 kapal Jepang ini. Ketika jam 05.00 pesawat pengintai yg dilepas oleh kapal Induk Enterprise ketahuan oleh sebuah kapal patroli Jepang dan langsung memberitahu Tokyo. Pada jam 06.44 Hornet bertemu dengan kapal patroli Jepang walau berhasil dikaramkan oleh Cruiser Nashville.

Karena unsur dadakan hilang, harus diputuskan apakah tetap melanjutkan misi ini atau tidak. Andaikata dilanjutkan jaraknya masih 650 mil atau lebih jauh 150 mil dari jarak rencana yakni 500 mil. Akhirnya Halsey memutuskan untuk melepas pesawat dari jarak 623 mil dari pantai terdekat. Doolittle yg pertama kali berangkat dan berhasil, Doolittle terbang menuju Tokyo yg diikuti oleh para anak buahnya.

Ketika itu Tokyo sedang melakukan latihan serangan udara. Ketika latihan itu selesai datanglah Doolittle membom yg disambut oleh meriam anti pesawat, warga Tokyo yg mengira ini adalah bagian dari latihan serangan udara baru menyadari ketika bom yg dilepas Doolittle benar-benar meledak. Serangan ini dilakukan pada tengah hari. Tokyo, Osaka, Nagoya, Kobe diserang oleh Doolittle dan anak buahnya.

Terbang ke China:

Seusai membom Jepang, 15 pesawat terbang ke China dan 1 pesawat mendarat di Vladivostok yg berakibat pesawat disita dan anak buahnya ditahan yg 13 bulan kemudian baru berhasil kabur ke Iran. 15 pesawat yg mengarah ke Tokyo ada yg mendarat dengan kondisi hancur berantakan, ada yg jatuh ke laut sehingga awaknya harus berenang menuju pantai China. Dari ke-16 pesawat itu 15 pesawat hancur dan 1 pesawat disita oleh Soviet.

Hasil serangan Doolitle

Dari pihak sekutu; serangan ini adalah injeksi moral yg penting untuk petempuran sesudah ini.
Dari pihak Jepang; serangan ini diduga berasal dari pulau Midway bukan dari kapal induk, dan di kemudian hari inilah yg menyebabkan Laksamana Yamamoto menyerang pulau Midway.

Lt. Col. James Doolittle setelah melakukan misi ini mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal dan mendapatkan medali Medal of Honour. Sementara gugus tempur yg membawa pesawat B-25 Mitchell itu kembali ke Pearl Harbour dan dibutuhkan dalam pertempuran di Laut Karang, Australia (Battle of Coral Sea).

---------------

Repost From: http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=32362

No comments:

Post a Comment